Kita adalah pemain permainan bersejarah

Berjayanya Traditional Game

 

Mari kita flashback disaat usia anda 7/13 tahun, disaat itu hari sedang libur sekolah, dipagi hari cuacanya sudah begitu cerah, matahari memancarkan sinarnya dengan begitu gembira, orang-orang dewasa mulai beraktivitas menuju sawah pasar dan sebagainya, anda sedang sarapan ketika 2 hingga 3 teman anda memanggil anda dengan suara yang begitu lentang dan berirama, seperti "Dolan juh!" 
Apa perasaan anda ketika itu? 
Tentu saja anda akan senang hingga anda bisa menghabiskan makanan anda dengan cepat secepat Valentino Rossi mengendarai YZR-M1'nya. 
Kemudian anda menemui teman anda, mereka mengajak anda menemui teman-teman anda yang lain dan disitulah anda dan teman mulai berdiskusi mengenai permainan apa yang akan anda dan teman Mainkan ketika itu. 
Disitu anda dan teman mulai beradu pendapat dan argumen mengenai permainan yang akan dimainkan hingga akhirnya menemukan permainan yang ideal untuk dimainkan bersama. 
Dan dihari itu jam itu detik itu  anda dan teman mulai memainkan permainan yang luar biasa, ya luar biasa, legendaris dan bersejarah, anda dan teman-teman anda memainkan permainan seperti. Klatikan, panggalan, oglong, jiwaligong, mimidong sarimi njalok gendong, cingkroweng, gobag, sodor dll. 
Hingga akhirnya anda dan teman-teman anda selesai memainkan semua permainan itu. 
Kemudian anda pulang dengan perasaan lelah gembira, ya lelah namun gembira sembari memakan klepon dan meminum orson yang anda beli dipedagang desa dengan harga yang terjangkau, kemudian disore harinya anda dan teman kembali berkumpul untuk sekedar bermain permainan kecil atau memperbincangkan permainan yang hari ini anda dan teman Mainkan. 
Sungguh hari yang luar biasa dan penuh kegembiraan. 

Matinya Traditional Game

 

Semua itu terjadi karena perkembangan zaman dan tehnologi yang sudah merambah pedesaan, kita tidak menyalahkan itu. 
Tetapi mari kita lihat perbedaanya. 
Disaat hari libur sekolah ketika ada teman yang memanggil, dijaman dulu anda sangat senang dan antusias, tetapi jika sekarang mungkin mereka tidak terlalu senang karena mereka sudah nyaman dengan smartphone atau televisi mereka. 
Dan ketika mereka bermain apa yang mereka diskusikan? 
Mereka tidak mendiskusikan oglong/jiwaligong, tetapi mereka mendiskusikan apa acara televisi yang bagus, apa game yang menarik, dan jika mereka  tidak mempunyai opsi permainan yang ideal, mereka akan meminta uang kepada orang tua, bukan untuk membeli klepon, cetil, cucur, kamir ataupun orson dan cau, tetapi mereka akan pergi ketempat rental game dan bermain game berjamaah, saat mereka pulang apa mereka merasakan perasaan lelah namun gembira? 
Tidak! 
Saat mereka pulang kerumah mereka akan membawa perasaan lelah, kesal dan marah kepada teman, karena mereka berpikir, mereka telah kalah dalam game football, mereka telah membayar dengan jumlah yang sama, tetapi mereka bermain lebih sedikit dibanding yang lain. 
Perbedaan lainya adalah, permainan tradisional menuntut anak untuk bergerak dan berkeringat yang tentu saja sangat baik untuk tumbuh kembang mereka. 
berbeda dengan console game yang anak jaman sekarang mainkan,  mereka hanya duduk tanpa menggerakan seluruh tubuh, hanya jari mereka saja yang bergerak. 

2 minggu yang lalu saya dan rekan-rekan telah melakukan survei kebeberapa anak di walangsanga, mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama, saya dan rekan menanyakan beberapa pertanyaan terhadap anak-anak tersebut. 
Diantaranya. 
Apa kalian tahu permainan klatikan? 
sungguh ironis sekali jawaban yang kami dengar. 
Mereka menjawab "saya tidak tahu" 
dan kami kembali menanyakan apakah kalian tahu lagu permainan tradisional srihandayani? 
Dan kami kembali mendapati hasil yang sungguh ironis, mereka menjawab. 
Saya tidak pernah mendengarnya jadi saya tidak tahu! 
Survei ini membuktikan bahwa 97% anak walangsanga dari tingkat sd hingga smp tidak mengetahui lagu dan permainan tradisional yang telah dikarang oleh para leluhur mereka sendiri. 
Jika dirunut-runut menurut hasil survei saya dan rekan-rekan, ternyata semua itu tidaklah murni kesalahan sang anak, semua itu terjadi akibat buruknya sosialisasi permainan tradisional kepada anak-anak dari orang dewasa.
Bagaimana bisa anak-anak itu menjawab tidak tahu.
Apa karena mereka tidak tertarik? dan tidak ingin tahu? Saya dan rekan-rekan berkata "Tidak" karena kita semua tahu rasa ketertarikan dan keingintahuan anak-anak itu begitu tinggi, mereka adalah penanya yang baik.
Jadi mari kita bernyanyi lagu permainan tradisional.

Srihandayani


Srihandayani jalan-jalan ketepi-tepi ada bunga apa yang kamu sukai? bunga melati! hey bunga melati katanya mau mati cing kolang-kaling melengkung.

Yah kita telah berhasil bernyanyi sebuah lagu permainan tradisional dan telah menghibur diri kita sendiri dengan bukti senyum kecil diwajah kalian.

Mitologi populer mengatakan bahwa lagu dari permainan tradisional itu tidak diketahui siapa pengarangnya dan apa maknanya, lagu-lagu tersebut seperti muncul begitu saja dari langit!

Itu cuma mitos belaka!

Riwayat Kasus - Abdul Walim Rwrr


Hampir semua orang tidak mengetahui bahwa Abdul Walim Rwrr adalah pengarang lagu umpet-umpet madu yang terilhami atas dirinya sendiri sebagai pemusik remaja pengangguran ketika itu.
Isi dari lagu tersebut diperkuat ketika pada tahun 1885 ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk melamun dan memandangi aktivitas ibunya.
Seketika itu ia memahami ada hubungan yang luar biasa, ia memperhatikan bahwa aktivitas ibunya tersebut tampaknya berkaitan dan berhubungan dengan proses matematis yang sederhana.
Mulai dari ketika ibunya menanak nasi hingga menaruhnya dipiring dan diberi tahu dipinggiranya. Dari pengamatan yang sederhana, brilian, dan saling menghubungkan, Walim berhasil mengarang sebuah lagu yang luar biasa popularitasnya hingga saat ini.

Riwayat Kasus - Gregor Wanyad Almenez 3


Gregor Wanyad Almenez 3 adalah cucu pertama dari kaki Wanjem Al Menez, seorang petani profesional, direktur tani keuskupan walangsanga dan seorang guru ternama.
Terlahir ditengah-tengah keluarga petani membuat kakeknya Kaki Wanjem Almenez berkata kepada Wanyad agar menjadi petani hebat seperti dirinya.
Namun wanyad muda menolak saran dar kakeknya, dia berkata ingin menjadi seperti idolanya "Abdul Walim Rwrr"
Ayahnya Mahmud Walab Almenez 2 sangat mendukung keinginan putranya tersebut, hingga ayahnya memberikan guru terbaik pada masanya kepada Wanyad muda termasuk kaki warmin bin furqon.
Dia berkata kepada dirinya sendiri untuk menjadi pengarang lagu yang hebat dia harus meniru gaya idolanya. Wanyad muda mulai melamun seperti Abdul Walim Rwrr, dan mulai mengkaitkan satu kejadian dengan kejadian lainya.
Suatu hari muncul kesempatan ketika Wanyad sedang jalan-jalan kekota semarang.
Ketika dia melewati Vihara dia melihat orang-orang etnis tionghoa sedang beribadah, disana Wanyad melihat seorang perempuan tionghoa yang putih dan cantik, warga pribumi disana memanggil perempuan tersebut nci/cici tiongkok.
Gregor Wanyad terus mengikuti perempuan itu, hingga disuatu tempat yang sepi ada dua pria yang mendekati cici tersebut yang ternyata ingin merampas tas perempuan itu, Wanyad ingin menolang namun wanyad tahu dirinya tidak mampu dan terlalu takut.
Hingga akhirnya perlawanan si cici mereda dan dua pria itu membawa kabur tas si cici tersebut.
Wanyad berdiri begitu dekat dan melihat dengan jelas peristiwa pempegalan tersebut.
Hingga akhirnya wanyad pergi dan pulang ke walangsanga.
Ketika dirumah wanyad terus melamun dan memikirkan kejadian itu, wanyad mulai mengkaitkan hal-hal tentang cici Ena peristiwa begal tersebut, hingga akhirnya benih-benih syair lagu nulai dituai oleh wanyad.
Dan terkaranglah sebuah lagu yang dijadikan sebuah sondtrack traditional game.

Cici Putih


Cici putih cempaka lima kasih manoneng-manoneng siapa mau begal cing golecing gole cing golecing gole cing.

Riwayat Kasus - Man Warhe


Man Warhe yang bisa jadi merupakan pemusik terbesar walangsanga yang pernah ada adalah seseorang yang mempraktekan berpikir non logis atau tidak normal.
Sementara hampir semua musisi dan guru seni musik diwalangsanga berpikir bahwa tujuan musisi adalah mengkaitkan sesuatu yang masuk akal untuk mengarang sebuah syair lagu yang padu dan ideal, Man Warhe merasakan sebaliknya, ia menganggap bahwa bentuk sebuah syair tidak harus selalu saling berkaitan.
Tugasnya adalah membebaskan imajinasinya bergerak lebih liar dibanding logikanya dalam mengarang sebuah lagu, karena warhe percaya bahwa imajinasinya berkata lebih banyak dan lebih jujur dibanding logikanya.
Diusianya yang semakin tua Warhe tidak berpikir dewasa, justru Warhe memudakan pikiranya dan berpikir sebagai anak usia 10 tahun yang selalu bertanya dan mempunyai kreativitas tanpa batas, ya tanpa batas liar dan tidak bisa dijinakan.
Hingga akhirnya dia mengarang sebuah lagu yang tidak bisa dicerna logika dan sangat imajinatif.
Lagu ini dijadikan opening traditional game.

Cingkroweng


Cingkroweng ketimur banteng kuda lari diatas genteng langit biru terbang kuncup ca ci cup

Riwayat Kasus - Wasnan Agung Ix


Wasnan Agung kesembilan adalah musisi terkenal dari walangsanga yang merupakan musisi alam terkemuka.
Ia tidak menulis lagunya tentang alam, hewan, dan semua mahluk hidup dari sudut pandangnya sendiri, tetapi ia menulis dari sudut pandang mereka didalam lagunya, ia memasuki benak katak jangkrik serta berbagai ikan dan burung.
Hingga akhirnya ia mengarang sebuah lagu hukum alam yang dirancang melalui logika dan imajinasinya, secara logika teori hukum alam adalah.
Daun jagun yang menua adalah sumber makanan sang jangkrik dan sang jangkrik adalah makanan sang kodok, sementara itu imajinasinya berkata, sang daun jagung yang menua sesungguhnya ingin menjadi jangkrik, sedangkan sang jangkrik benci terhadap dirinya sendiri atas ketidak mampuanya terhadap sang kodok, sang jangkrik berpikir, menjadi salah satu dari para kodok adalah pilihan yang tepat daripada menjadi seeokr jangkrik yang lemah.
Begitulah kiranya sang Wasnan Agung Ix ketika memasuki benak para hewan dan mahluk hidup lainya, sampai terkaranglah sebuah lagu.

Godri Ala Godri


Godri ala godri gosari iri iri godong jagung tua tua mbesuk iki dadi apa dadi jangkrik ikrik ikrik dadi kodok.

Dari beberapa riwayat kasus para pendahulu diatas, sekarang kita semakin sadar, dengan melihat sesuatu dari titik pandang yang lain, membuat hubungan-hubungan baru, serta konsep berpikir membalik, para pendahulu dapat mengarang gagasan-gagasan baru yang mengagumkan, dengan melakukan semua itu, sebagai pribadi para pendahulu menjadi lebih beda, lebih tidak biasa. lebih jauh dari normal, lebih asli dan unik.
Para pendahulu menjadi seseorang yang disebut orang lain sebagai khusus, kreatif bahkan jenius.
Hingga orang-orang nenanggil mereka sang jenius kreatif.

Para jenius kreatif telah menyadarkan saya bahwa meniru merupkan satu bagian penting dari kreativitas, didalam hidup kita didunia keparat dan memuakan ini, setidaknya kita (bagi tang telah memainkan permainan tradisional) pernah ditemani oleh para jenius kreatif besar didalam sejarah.

sekian dan selamat menikmati kehidupan anda

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seklumit manaqib tentangMbah H.Muhammad Nur durya bin sayyid(Walangsanga,moga,pemalang)

WIKIPEDIA COPA DE X_ZHAMBANE

Download lagu jkt48 cover