Sepakbola Lambang Persatuan X-zhambane




D
alam perjalanan panjang sepakbola di x-zhambane ada satu sisi non teknis yang cukup menarik mengenai persatuan antara pusat kota x-zhambane dan daerah pinggiranya seperti Pingren dan Wetan kali, dalam beberapa kesempatan dua daerah tersebut seperti ingin membuat referendum untuk kemerdekaanya sendiri, politik sangat berpengaruh bagi masyarakat untuk berasumsi bahwa seringkali pemerintah dan berbagai organisasi di x-zhambane hanya berfokus di pusat saja, 

Diera tahun 2007 hingga 2011 beberapa kali Wetan kali ingin memisahkan diri dari pusat x-zhambane terutama dalam urusan sepakbola, namun usaha mereka tidak pernah berhasil karena pemimpin Wetan kali kala itu berasal dari pusat dan salah satu tokoh yang cukup didengar suaranya oleh warga, hal itu yang membuat satu timnas selalu ada disetiap ajang yang diikuti timnas X-zhambane,

Namun kisah tersebut berbeda dengan daerah pinggiran lainya di x-zhambane seperti Pingren, sebagai daerah yang tidak berada dipusat pemerintahan dan dihimpit oleh dua daerah yang dalam hal sepakbola cukup klasik perseteruanya (x-zhambane dan Blok Tengah) membuat politik didaerah tersebut sangat rentan untuk berpaling dari x-zhambane ataupun Blok Tengah, terutama untuk pemain sepakbolanya, perlu diketahui sebelum era emas timnas x-zhambane di tahun 2009 hingga 2013, pada ajang walangsanga cup 2007 masyarakat Pingren tidak bersatu dengan x-zhambane untuk membangun timnas sepakbola dalam satu kesatuan, lantas apa yang membuat mereka sekarang bersatu dengan x-zhambane walau masih hanya dalam hal sepakbola saja, 

Tentu faktor utama yang paling mendasar adalah kesempatan bermain dan kedekatan antar pemain dari kedua sisi, seperti ungkapan beberapa punggawa pemain sepakbola pingren yang menyatakan bahwa kami satu kesatuan, timnas x-zhambane sangat menerima dan kami menyambut baik hal tersebut, 

Pertanyaan yang kemudian banyak muncul dalam benak masyarakat adalah, mengapa belum semua orang dan semua hal kita bisa bersatu, jawabanya bisa jadi mereka masih belum lupa bahwa posisi mereka bukan bagian dari masyarakat pusat yang mempunyai hak dan wewenang penuh pada negara dan semua itu mengingatkan kembali bahwa dalam masa lalu yang begitu jauh kami dulu pernah tidak dihargai dalam hal sepakbola seperti pada ajang walangsanga cup 2007 dimana mereka tidak berpartisipasi dalam ajang tersebut namun mereka harus mendukung dan perpihak pada satu tim hingga sebagian orang Pingren masih beranggapan kami berbeda bendera dan kami terbiasa dengan kelompok kami sendiri, pemikiran dengan cara tersebut menunjukan bahwa politik mengubah banyak hal,  psikologi politik membuat masyarakat hidup dengan cara yang berbeda, 

Dalam kasus ini persepsi dan anggapan tersebut yang mencoba dibenahi oleh federasi sepakbola x-zhambane, bagaimana mereka begitu peduli pada kesatuan khasanah persepakbolaan x-zhambane, seperti ditunjuknya beberapa sosok aktif dari Pingren sebagai salah satu jajaran tinggi XFA sebagai putra asli Pingren tentu akan sangat mewakili masyarakat Pingren dalam hal bersuara untuk sepakbola, 

Wetan Kali mempunyai budaya berkehidupannya sendiri, begitupun masyarakat pusat X-zhambane maupun Pingren, namun hal itu tidak menjadi suatu halangan bahwa sepakbola harus satu kesatuan, Timnas X-zhambane bukan kepunyaan satu golongan tetapi timnas X-zhambane adalah kami yang mencintai dan mempunyia jiwa sepakbola di hati kami 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seklumit manaqib tentangMbah H.Muhammad Nur durya bin sayyid(Walangsanga,moga,pemalang)

WIKIPEDIA COPA DE X_ZHAMBANE

Download lagu jkt48 cover